Dikaji Kurikulum Khusus Pendidikan Reproduksi

06.41 Posted In Edit This
Dikaji Kurikulum Khusus Pendidikan Reproduksi



Singkawang,- Pemerintah Kota Singkawang menilai perlunya kurikulum khusus di sekolah mengenai pendidikan reproduksi sejak usia dini sebagai salah satu upaya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya memfungsikan organ tubuh itu secara tepat dan benar. "Pendidikan reproduksi itu harus. Tetapi disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa," kata Walikota Singkawang, Hasan Karman, saat menerima kunjungan Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Kalimantan Barat, Senin (31/3). Menurut dia, hal itu dilakukan agar siswa mendapat pemahaman mengenai persoalan reproduksi sesuai tingkat kedewasaan dan usia masing-masing. Selain itu, guru yang memberikan pengajaran harus memberikan pemahaman yang tepat supaya yang disampaikan tidak menimbulkan tanggapan yang berbeda dari siswa. "Mungkin saja pemahaman mengenai reproduksi itu dianggap tabu kalau penyampaiannya tidak dilakukan secara ilmiah," kata Hasan Karman. Ia menyadari bahwa perkembangan zaman dan arus informasi yang amat cepat ikut memengaruhi pola pikir generasi muda sehingga dapat memicu penyimpangan penggunaan alat kontrasepsi. Padahal, lanjutnya, alat kontrasepsi yang dijual secara bebas itu berkaitan dengan program pemerintah yang ingin menciptakan keluarga sejahtera melalui Program Keluarga Berencana (KB). "Kalau sudah memahami reproduksi secara tepat sejak usia dini, maka Program KB juga akan lebih mudah tercapai," katanya. KB Tionghoa Sementara itu Wakil Ketua IPKB Kalbar, Pranowo Adi mengatakan, Singkawang menarik minat IPKB seluruh Indonesia karena berhasil menggandeng warga dari etnis Tionghoa untuk menyukseskan Program KB. "IPKB yang terdiri atas para jurnalis dan bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) seluruh Indonesia ingin melihat kondisi itu," kata Pranowo Adi yang juga reporter RRI Pontianak itu. Kunjungan ke Singkawang merupakan bagian dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IPKB di Pontianak tanggal 21 - 24 April. IPKB juga mengundang tokoh agama untuk mengkaji Program KB dari sudut pandang agama masing-masing. Menurut Pranowo Adi, meski menjadi bagian kecil dari sebuah program pemerintah, namun jurnalis memiliki andil untuk menggalang masyarakat menyukseskan rancangan itu. "Salah satunya Program KB. Karena kalau tidak ditangani secara tepat, masalah kependudukan akan semakin menghantui Indonesia di masa mendatang," kata Pranowo Adi.